Aku, aku hanya tercipta sebagai insan yang lemah. Yang mencoba belajar tersenyum disaat menangis, mencoba belajar tegar disaat terluka dan mencoba menggapai spanduk bertuliskan kebahagiaan. Kebahagiaan yang abadi, yang bisa membuka mata batinku akan arti sebuah kehidupan. Kehidupan yang sulit aku tebak keinginannya.
Kehidupanku tak seperti kehidupanmu. Yang bisa selalu tertawa, yang bisa selalu berjingkrak jingkrak karena kesenangan, yang bisa selalu berkata itu mudah. Karena memang kehidupanku sangat rumit, sangat sulit untukku memecahkan teka teki di dalamnya. Bahkan jika aku memecahkan teka teki itu tetap sulit untukku mengartikan maknanya. Makna yang begitu buram untukku baca, makna yang begitu rumit untukku ketahui, bahkan sangat-sangat tidak mungkin untukku ungkapkan.
Sekarang aku menyerahkan semua keadaan ini padamu. Karena memang aku tak sanggup menjadi seperti yang kau harapkan, menjadi seperti yang kau inginkan. Karena inilah aku, diriku sendiri. Dan aku tak bisa menjadi seperti orang lain dengan segala keterbatasanku. Aku takan pernah menyesal menjadi sosok yang pernah mengisi hidupmu walau hanya sebentar namun sangat berarti bagiku. Dan aku akan selalu mengenangmu di setiap lembar-lembar cerita hidupku, menyimpan kenangan-kenangan terindah di dalam bingkai hatiku.
Seandainya saat ini kau tau, aku tak ingin mengakhiri semua ini. Namun aku harus merelakan semua itu terenggut karena memang inilah kenyataannya. Kenyataan yang tak bisa dipungkiri, kenyataan yang menegaskan bahwa inilah akhirnya. Akhir dari segalanya.
0 Comment:
Post a Comment